Hadis untuk mengamalkan
sedikit hartanya untuk sedekah
Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا
بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
"Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah
Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin
memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah
diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya." (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah)
Makna
hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah
ada dua penafsiran:
- Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara inderawi dan kebiasaan.
- Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak.
Syaikh
Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan hadits di atas
dengan mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah
mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya semata. Beliau bersabda, “Sedekah
tidaklah mungkin mengurangi harta”. Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta
tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari hakekat dan
keberkahannya justru malah bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10
riyal, lalu Allah beri ganti dengan 100 riyal.[1]
Arti “tidak berkurangnya harta
dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan yang Allah jadikan pada harta
dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan merusaknya di dunia, juga dengan
didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yang
berlipat ganda di sisi Allah di akhirat kelak, meskipun harta tersebut
berkurang secara kasat mata”
Perlu diingatkan di sini
bahwa arti “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” bukanlah seperti anggapan
orang-orang yang bodoh bahwa harta yang disedekahkan akan langsung diganti
dengan jumlah yang lebih besar di dunia. Maka arti yang benar dari hadits di atas adalah
tambahan keberkahan harta di dunia dan ganjaran pahala yang berlipat ganda di
akhirat nanti.
Cukuplah ini sebagai motivasi bagi orang-orang
yang beriman yang meyakini perkara yang gaib (tidak tampak di mata mereka),
berupa balasan kebaikan di surga dan ancaman siksa neraka di akhirat kelak.
Komentar
Posting Komentar