makalah nanti sore
FILOSOFI PERENCANAAN ( PLANNING
) PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Filsafat dan
Teori MPI
Dosen Pengampu : Baiyatus Solihah,S.Th.,M.Si.
![](file:///C:\Users\PC_4\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
Disusun oleh :
1. Septianto (1703036006)
2. Aris Mustika Sari (1703036011)
3. Fina Dian
Fransiska (1703036016)
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN
WALISONGO SEMARANG
2017
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Filosofi perencanaan (planning) Pendidikan itu sangat
dibutuhkan dalam hal pendidikan ,karena jika melaksanakan sesuatu tanpa di
dasari dengan perencanaan,itu akan sangat mustahil hasilnya.Sebelum melangkah
lebih jauh terlebih dahulu akan kami jelaskan mengenai apa itu yang dimaksud
dengan filsafat atau filosofi perencanaan.kata filsafat sendiri memiliki
pemaknaan sebuah olah fikir manusia dalam memahami fenomena yang ada di bumi
ini.
Jadi Filosofi Perencanaan Pendidikan adalah memaknai Secara
mendasar apa yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan. Untuk memahami
perencanaan paling tidak dapat menggunakan teori teori yang digunakan dalam
perencanaan suatu pendidikan.Berikut akan kami ulas tentang Filosofi
Perencanaan Pendidikan Secara lebih rinci.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
makna dari Perencanaan Pendidikan ?
2.
Bagaimana
model dari perencanaan pendidikan ?
3.
Apa
yang dimaksud Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan ?
4.
Bagaimana
Teori Perencanaan Pendidikan ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Makna Perencanaan Pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui Model Perencanaan Pendidikan.
3.
Untuk
mengetahui Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan.
4.
Untuk
mengetahui Teori perencanaan Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perencanaan
Pendidikan
1.
Pengertian
Perencanaan pendidikan
Adapun pengertian
perencanaan pendidikan menurut beberapa pakar ilmuwan berikut ini :
a)
Menurut Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative
keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan
dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di
bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b)
Menurut Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa
depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya
pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang
ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan
nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system
tersebut.
c)
Menurut Guruge (1972)
Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan
di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
d)
Menurut Y. Dror (1975)
Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan
seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan
untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi
dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan
apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses
intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang
serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi
(taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan
keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam
bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu
jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului
oleh kegiatan lain.[1]
2.
Tujuan
Perencanaan Pendidikan
Tujuan perencanaan pendidikan
menurut (Dahana, OP and Bhatnagar, OP. 1980; Banghart, F.W and Trull, A.
1990) Ada beberapa tujuan perencanaan pendidikan, antara lain :
a)
Untuk mengetahui standar pengawasan pola perilaku pelaksana
pendidikan, yaitu untuk mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin
dan anggota organisasi pendidikan dengan program atau perencanaan yang telah
disusun. Dengan standar yang telah ditetapkan dapat dinilai sejauh mana
perencaan pendidikan telah dilasanakan dan apa saja yang perlu lebih diperbaiki.
b)
Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu
diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan
pendidikan.
c)
Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur
organisasinya) dalam pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, baik
aspek kualitas maupun kuantitasnya, dan baik menyangkut aspek
akademik-nonakademik.
d)
Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan
pendidikan secara efektif dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
e)
Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak
produktif dan tidak efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses
layanan pendidikan.
f)
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral)
dan khusus (spefisik) tentang jenis kegiatan atau pekerjaan bidang
pendidikan yang harus dilakukan.
g)
Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan
dalam suatu organisasi pendidikan sebagai ‘suatu sistem.
h)
Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan
kesulitan yang dihadapi organisasi pendidikan.
3. Model Perencenaan pendidikan
Berikut adalah model
Perencanaan pendidikan
a) model komprehensif.
Model ini digunakan untuk menganalisis
perubahan-perubahan dalam layanan pendidikan secara menyeluruh. Disamping itu,
model ini berfungsi juga sebagai pedoman dalam menguraikan beragam rencana yang
lebih khusus ke arah tujuan pendidikan yang lebih luas.
b) model pembiayaan dan keefektifan biaya.
Model ini digunakan untuk menganalisis proyek dengan
kriteria efisiensi dan efektivitas pembiayan layanan pendidikan. Dengan model
ini dapat diketahui proyek layanan pendidikan yang mana yang paling layak atau
terbaik untuk didanai dan dikembangkan dibandingkan dengan proyek-proyek
lainnya. Model ini hampir sama dengan pendekatan untung rugi.
c) model perencanaan, pemrograman, pembiyaan (P3),
yaitu model sistem perencanaan, pemrograman, dan
penganggaran layanan pendidikan. Model ini banyak dipergunakan pada perencanaan
pendidikan perguruan Tinggi Negeri. PPBS meruapakan suatu pendekatan sistematis
dan komprehensif yang berusaha menentukan tujuan, mengembangkan program-program
untuk dicapai dengan menggunakan anggaran seefisien dan seefektif mungkin, dan
mampu menggambarkan kegiatan program pendidikan jangka panjang.
d) model target setting(menyusun target ).
Model ini dipergunakan untuk memperkirakan atau memproyeksi
tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.[3]
4.
Pendekatan
dalam Perencanaan Pendidikan
Menurut
para ahli, ada beragam pendekatan perencanaan pendidikan, yaitu: pendekatan
kebutuhan sosial (social demand approach); pendekatan
ketenagakerjaan (manpower approach); pendekatan
untung rugi (cost and benefit approach); dan
pendekatan keefektifan biaya (cost effectiveness approach).
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat keempat pendekatan perencanan
pendidikan tersebut
a) Pendekatan
kebutuhan sosial
pendekatan kebutuhan sosial ini lebih menekankan pada:
(1) tercapainya pemenuhan kebutuhan atau tuntutan seluruh individu
terhadap layanan pendidikan dasar.
(2) pemberian layanan pembelajaran untuk membebaskan populasi usia
sekolah dari tuna aksara (buta huruf).
(3) pemberian layanan pendidikan untuk membebaskan rakyat dari rasa
ketakutan dari penjajahan, dari kebodohan dan dari kemiskinan.
Oleh karena itu
pendekatan kebutuhan sosial ini biasanya dilaksanakan pada negara-negara
yang baru meraih kemerdekaan dari penjajahan, dengan kondisi masyarakat pribumi
yang terbelakang pendidikannya dan kondisi sosial ekonominya.
b) Pendekatan ketenagakerjaan
Apabila
pendekatan ini dipakai oleh para penyusun perencanaan pendidikan, beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain:
(1) melakukan kajian atau analisis tentang beragam
kebutuhan yang diperlukan oleh dunia kerja yang ada di masyarakat secermat
mungkin.
(2) melakukan kajian atau analisis tentang beragam bekal
pengetahuan dan ketrampilan apa yang perlu dimiliki oleh peserta didik agar
mereka mampu menyesuaikan diri secara cepat (adaptif) terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia kerja.
(3) mengkaji atau
menganalisis tentang sistem layanan pendidikan yang terbaik dan mampu
memberikan bekal yang cukup bagi siswa untuk terjun di dunia kerja, oleh karena
itu perlu dilakukan analisis peluang kerja dan menjalin kerjasama antara
lembaga pendidikan dengan dunia usaha dan industri (link and match).[4]
c) Pendekatan keefektifan
biaya
Pendekatan ini berorientasi pada konsep Investment in human
capital (investasi pada sumber daya manusia). Pendekatan ini
sering disebut pendekatan untung rugi. Diantara ciri-ciri pendekatan ini antara
lain:
(1)
pendidikan memerlukan biaya investasi yang besar,
oleh karena
itu perencanaan pendidikan yang disusun harus mempertimbangkan aspek keuntungan
ekonomis.
(2)
pendekatan ini didasarkan pada asumsi,
bahwa
kualitas layanan pendidikan akan menghasilkan output yang baik dan
secara langsung akan memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
(3)
perencanaan pendidikan harus betul-betul berorientasi
pada upaya meningkatkan kualitas SDM
(penguasaan Iptek), dan dengan tersedianya kualitas SDM, maka diharapkan income
masyarakat akan meningkat.serta program
pendidikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi akan menempati prioritas
pembiayaan yang besar.
d) Pendekatan integratif
Diantara ciri
atau karakteristik pendekatan integratif adalah, bahwa perencanaan
pendidikan yang disusun berdasarkan pada:
(1)
keterpaduan orientasi dan kepentingan terhadap pengembangan individu dan pengembangan
sosial (kelompok).
(2) keterpaduan
antara pemenuhan kebutuhan ketenagakerjaan (bersifat pragmatis) dan juga
mempersiapkan pengembangan kualitas akademik (bersifat idealis) untuk
mempersiapkan studi lanjut.
(3) keterpaduan
antara pertimbangan ekonomis (untung rugi), dan pertimbangan layanan
sosial-budaya dalam rangka memberikan kontribusi terhadap terwujudnya integrasi
sosial-budaya.
(4) keterpaduan
pemberdayaan terhadap sumber daya lembaga, baik sumber daya internal maupun
sumber daya eksternal.
(5) konsep
bahwa seluruh unsur yang terlibat dalam proses layanan pendidikan (pelaksanaan
program) di setiap satuan pendidikan merupakan ‘suatu sistem’.
(6)
konsep bahwa kontrol dan evaluasi pelaksanaan program (perencanaan pendidikan)
melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan proses layanan kualitas
pendidikan, dengan tetap berada dalam komando pimpinan atau kepala satuan
pendidikan.[5]
5.
Teori
dalam Perencanaan Pendidikan
Menurut Hudson
dalam Tanner dalam Maswarita (2010), teori perencanaan meliputi, antara lain: synoptic,
incremental,
transactive, advocacy, dan radikal.
Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai
penggabungan dari taksonomi Hudson.
a)
Teori Synoptic Disebut
juga system planning, rational system approach,
rasional comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam
perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang
bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan
ini meliputi : pengenalan masalah, mengestimasi ruang lingkup problem,
mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian,
menginvestigasi problem, memprediksi alternative, mengevaluasi kemajuan
atas penyelesaian spesifik.
b)
Teori transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan
bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang
dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga
menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
c)
Teori advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan.
Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris,
tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai advocacy
(mempertahankan dengan argumentasi).Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan
umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional,
toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama,
dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat
dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.
d)
Teori radikal Teori
ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk
melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah
keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.
e)
Teori Sitar
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary
planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga
lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat
atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi
SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational.[6]
6.
Persamaan
dan Perbedaan Teori dalam Perencanaan Pendidikan
a)
Persamaan
1.
Mempunyai
tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
2.
Mempunyai
obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan
lingkungan sekitarnya.
3.
Mempunyai
beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal
walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
4.
Mempertimbangkan
dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
b)
Perbedaan
1.
Perencanaan
synoptic
Perencanaan ini
mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan
perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data
dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini
yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
2.
Perencanaan incremental
Perencanaan ini
mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat bertentangan dengan
perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang
juga cenderung revolusioner.
3.
Perencanaan transactive
Perencanaan ini
mengedepankan faktor – faktor perseorangan / individu melalui proses tatap muka
dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan
sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Synoptic dan Incremental
yang lebih komprehensif.
4. Perencanaan advocacy
Perencanaan ini
cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil dalam
perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis
dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan sosial.
5.
Perencanaan
Radikal
Perencanaan ini
Seakan – akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba
(spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan synoptic
yang memepertimbangkan aturan – aturan yang ada baik akademis/metodologis dan
lembaga pemerintahan yang ada.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pemaparan makalah diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Filosofi Perencanaan
pendidikan adalah memaknai secara mendasar suatu rencana yang baik yang
berkesinambungan atau berkaitan dalam hal peningkatan mutu pendidikan tanpa
mendahului ataupun di dahului oleh kegiatan yang lain.Perencanaan Pendidikan
sendiri mempunyai tujuan,teori,dan model model nya.
B.
Kritik
dan Saran
Alhamdulillah
kami sebagai Penulis sudah menyelesaikan makalah ini, semoga dapat menjadi
refrensi yang menambah luas ilmu pengetahuan para pembaca, tentu dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang kami buat,baik itu disengaja
maupun tidak disengaja.Oleh karena itu, kami selaku penulis menerima kritik dan
saran demi tercapainya penulisan makalah yang maksimal.
[1] http://kuliahnyata.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-fungsi-perencanaan.html
, diakses pada 13 oktober 2017 pukul 21:04 Wib
[2] http://kuliahnyata.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-fungsi-perencanaan.html
, diakses pada 13 oktober 2017 pukul 21:25 Wib
[3] https://gadogadozaman.blogspot.co.id/2016/02/metode-dan-model-perencanaan-pendidikan.html , diakses pada
13 oktober 2017 pukul 21:50 Wib
[4] https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan/ , diakses pada
13 oktober 2017 pukul 23:04 Wib
[5] https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaan-pendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan/, diakses pada
14 oktoober 2017 pukul 09:00 Wib
[6] https://desiwidiasari.wordpress.com/2011/05/05/teori-perencanaan-pendidikan/ , diakses pada
15 oktober 2017 , pukul 07:30 Wib
[7] https://desiwidiasari.wordpress.com/2011/05/05/teori-perencanaan-pendidikan/ , diakses pada
16 oktober 2017 pukul 10:00 Wib
Komentar
Posting Komentar